Kamis, 27 Februari 2014

INKAI

SEJARAH BERDIRINYA INKAI

Pada tanggal 15
April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.

Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.

SEJARAH KARATE DI INDONESIA

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).


Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya
ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).


Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada
Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 - 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).


Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :


Periode/Masa Bakti

Ketua Umum

Sekretaris
Jenderal/Umum

Keterangan

1972 - 1977

Widjojo Suyono

Otoman Nuh

Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta

1977 - 1980

S u m a d i

Rustam Ibrahim

Kongres V FORKI 1977 di Jakarta

1980 - 1984

Subhan Djajaatmadja

G.A. Pesik

Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta

1984 - 1988

R u d i n i

Adam Saleh

Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung

1988 - 1992

R u d i n i

G.A. Pesik

Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta

1992 - 1996

R u d i n i

G.A. Pesik

Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997)

1997 - 2001

W i r a n t o

Drs. Hendardji -S,SH.

Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat

2001 - 2005

Luhut B. Pandjaitan, MPA.

Drs. Hendardji -S,SH.

Konres XI FORKI 2001 di Jakarta

2005 - 2009

Luhut B. Pandjaitan, MPA.

Drs. Hendardji -S,SH.

Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta

SMP Negeri 1 Magetan

SMP Negeri 1 Magetan

   Tahukah kamu SMP Negeri 1 Magetan?
Itu adalah Sekolah Menengah Pertama yang didirikan pada 5 September 1946 di Kabupaten Magetan, tepatnya di Jl.Kartini no.4 . Ini sekolah favorit lho! jadi banyak siswa Sekolah Dasar yang berminat meneruskan pendidikan ke sekolah ini. 


  Pada tahun 2007, SMPN 1 Magetan menjadi sekolah RSBI yaitu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Hal itu menjadikan sistem pembelajarannya menjadi sedikit berbeda. Antara lain menggunakan Bahasa Inggris pada kelas khusus, menggunakan Projector, fasilitas wifi, dsb. Kurikulumnyapun juga berbeda. Tetapi sangat disayangkan, tahun ini semua yang berhubungan dengan RSBI dihilangkan. Padahal sebentar lagi SMPN 1 Magetan akan menghilangkan huruf 'R' pada RSBI alias menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). 

  Selain itu juga kurikulum RSBI sebenarnya sangat berguna bagi siswa maupun guru. Aku sendiri merasakan keuntungannya, yaitu saat duduk di kelas 8, aku diajarkan menggunakan software pengolah gambar seperti CorelDRAW. Karena sering menggunakan CorelDRAW, aku sekarang paham cara menggunakannya dan membuat suatu gambar dengan teknik yang telah diajarkan. Aku berhasil membuat desain banner, brosur, stiker, kaos, jaket, dsb., bahkan logo kecil banget di atas juga menggunakan CorelDRAW. Mungkin jika RSBI tidak ada, blog ini juga tidak akan ada.

  Kesan dan pesan saya, sekolah ini telah memberikan banyak pengalaman sehingga membentuk karakter saya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bapak ibu guru yang saya sayangi, terima kasih atas bimbingannya selama ini. Maafkan kesalahan yang telah aku buat. Dan juga teman-teman yang saya cintai, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Semoga persahabatan kita tidak terputus selama-lamanya.

  Sekiranya hanya itu yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada tutur kata yang kurang berkenan.

Rabu, 26 Februari 2014

Pontensi Kota Magetan

Kabupaten Magetan 
Lambang Kabupaten Magetan
Moto: Memayu Hayuning Bawana Suka Ambangun
Julukan: Kota Kaki Gunung, The Exotic of Java, Kota Rengginan
Peta lokasi Kabupaten Magetan
Koordinat                                :       -
 Provinsi                                  : Jawa Timur
Dasar hukum                         :      - 
Tanggal                                  :      - 
Ibu kota                                 : Magetan
Pemerintahan                   
-Bupati                                   : Drs. H. KRA Sumantri Noto Adinagoro, MM.
- DAU                                    : Rp. 761.637.391.000.-(2013)[1]
Luas                                       : 688,85  km2 
Populasi 
- Total                                    :621.000 jiwa (2003) 
- Kepadatan                          :901,5 jiwa/km2 
Demografi 
- Kode area telepon              :0351 
Pembagian administratif 
- Kecamatan                          :19 
- Kelurahan                           :235 
- Situs web                             :www.magetan.go.id 



Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati. Kabupaten Magetan terdiri atas 19 kecamatan, yang terdiri dari 208 desa dan 27 kelurahan. Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat. Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar. Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali) serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi.


Potensi


  • Sentra Perkebunan Pamelo, di Desa Bibis, Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan.


Produk Unggulan Kabupaten Magetan yang baru-baru ini memenuhi pasar ekspor maupun dalam negeri adalah Jeruk Pamelo. Sampai-sampai Bapak Bupati Kabupaten Magetan ( H.Sumantri ) membuatkan sebuah pasar khusus untuk penjualan jeruk yaitu Pasar Buah Agrowisata.Banyak keuntungan yang diperoleh dari pembeli maupun penjual dari pasar ini diantaranya pembeli dapat membeli jeruk yang masih segar karena pasar ini dekat dengan Sentra Jeruk Pamelo ( Perkebunan Jeruk ) selain itu juga penjual juga dapat tawar- menawar langsung dengan pembeli. 
Ada olahan terbaru dari jeruk pamelo ini yaitu Manisan Jeruk Pamelo. Manisan ini dibuat dengan bahan dasar yaitu kulit jeruk pamelo. Peminatnya pun sangat banyak hingga dipasarkan keluar Magetan, para petani pun bahagia karena jeruk-jeruknya dapat terjual hingga kadang-kadang sampai kekurangan stok kulit jeruk untuk manisan ini.
Pemerintah pun juga sering mengadakan kontes jeruk diPasar Buah Agrowisata ini, Petani jeruk pun beramai-ramai melombakan hasil produksi mereka dipasar buah agrowisata tersebut. Petani jeruk yang kalah pun tidak menyerah begitu saja, mereka mengikutkan kontes karena ingin mengetahui kesalahan mereka dalam produksi jeruk untuk segera dibenahi agar menjadi jeruk yang bagus. 



  • Sentra Kerajinan Kulit Magetan di jl.Sawo 


kerajinan kulit asli kota Magetan 
kerajinan kulit ini merupakan produk unggulan kota Magetan yang sejak dulu menjadi komoditi potensial di bidang kepariwisataan. bagi anda yang kebetulan sedang berwisata di daerah eks. karesidenan madiun, daerah pawitandirogo (pacitan, ngawi, magetan, madiun, ponorogo), silahkan mampir di sentra penjualan kerajinan kulit magetan di jl.Sawo, +- 1 km arah barat pusat kota magetan. bagi anda yang backpacker...silahkan menyusuri pasar baru Magetan, di tengah tengah kota magetan, atau menyusuri jl.Imam bonjol, atau silahkan hunting di gang gang atau kampung kampung daerah sekitar kauman atau selosari, maka anda akan temui banyak sekali showroom pengrajin kulit, yang harganya tentu lebih murah daripada harga di sentra jl.sawo yang memasang fixed price harga wisatawan...

  • Sentra Kerajinan Anyaman Bambu Ringin Agung 
Kerajinan Bambu Khas Magetan , Kerajinan Anyaman Bambu Ringin Agung
Kerajinan Bambu merupakan salah satu daya tarik untuk sebagian daerah di Indonesia , karena memiliki banyak SDA nya. Seperti kerajinan bambu di Magetan merupakan salah satu andalan dari kota ini, dan menjadikan media bagi putra daerah Magetan untuk membuat sponsorship. Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu ini berupa : caping (caping adalah topi bulat yang memiliki lingkar luar yg cukup besar, biasanya digunakan para petani untuk mengurangi efek teriknya matahari).Topi (topi ini lebih mirip dengan topi koboi ala Magetan), baki (tempat membawa minuman untuk disajikan kepada tamu), kap lampu (penutup lampu), tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya.
Selain dapat menikmati semua hasil kerajinan bambu ini, kita juga bisa melihat pembuatan secara langsung, dan belajar membuat. Bambu yang menjadi bahan bakunya cukup melimpah di daerah yang punya Sarangan sebagai ikonnya tersebut. Dan kerajinan ini memeliki Sentra industri di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat daya kota Magetan. Kalau bicara harga, cukup ekonomis, karena tiap biji dari kerajinan ini dihargai mulai dari 10- 100 ribu rupiah. Tergantung guna, bentuk dan seberapa sulit untuk membuat kerajinan ini. Ini juga menjadikan budaya tidak luntur termakan zaman, tetapi bisa menjadi trend yang modis untuk kaum muda :)


  • Sentra Ayam Panggang Gandu
Lezatnya ayam panggang dari dusun Gandu

ayam panggang Gandu 
Sentra ayam panggang gandu berlokasi di jalan raya Maospati-Ngawi, tepatnya di Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan. Sebuah papan petunjuk arah dipasang tepat di pertigaan Karangrejo sebagai penanda bagi para pengunjung. Di pedesaan yang sejuk dan hening ini, sedikitnya ada 10 warung lesehan penyedia ayam panggang, antara lain, milik Bu Setu, Bu Suryani, Bu Sarmi, Bu Sri, dan Mbah Mimin. Para ibu ini bekerja berdampingan karena memegang fisolofi “rezeki sudah ada yang mengatur”.
“Tamu-tamu datang dari mana-mana dan kebanyakan luar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo, pokoknya dari jauh-jauh. Mereka rata-rata datang hanya untuk menikmati kelezatan makanan khas Kabupaten Magetan, yaitu ayam panggang gandu” ujar Bu Setu, salah satu penjual ayam panggang.
Di hari biasa rumah makan ayam panggang milik Ibu Setu ini, tak kurang dari 50 orang dari berbagai kota datang untuk menikmati ayam panggang. Puncaknya adalah saat liburan. Saat liburan warung Bu Setu di banjiri para pengunjung. Karena banyaknya pengunjung membuat pengusaha ayam panggang ini kewalahan. Tak tanggung-tanggung dalam satu hari rumah makan ini bisa memotong tujuh ratus hingga delapan ratus ekor ayam.
Untuk bisa menikmati kelezatan ayam panggang gandu cukup merogok Rp 45 ribu untuk setiap potongnya. Jika anda tertarik dan ingin mencoba silakan datang di Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan.


  • Sentra Industri Batik Sidomukti 


Batik Pring Sidomukti 
Magetan adalah salah satu tempat yang terkenal dengan sentra kerajinan kain batik yang tidak kalah menariknya dengan senta kerajinan batik di kota-kota lain. Magetan mempunyai potensi pembuatan kain batik sebagai ciri khas kabupaten magetan yang tentunya dibuat oleh tangan-tangan mahir dan cekatan masyarakat asli Magetan. Orang menyebutnya Batik Sidomukti (Batik Pring). Karena memang motif batik yang satu ini adalah bambu yang dalam bahasa jawanya biasa disebut pring. Pengrajin Batik Sidomukti ini bertempat di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Sebuah perkampungan di bawah lereng gunung lawu. Sejak dulu, secara turun temurun dikalangan para ibu-ibu baik tua maupun muda mempunyai tradisi membatik. Motif pada kain batik dari Desa Sidomukti ini banyak ragamnya, tetapi yang paling menonjol diantara yang lainnya dan bahkan satu-satunya motif batik yang tidak dimiliki oleh daerah lain yaitu motif “Pring Sedapur”. Motif batik dibuat karena terinspirasi dari banyaknya tanaman bambu yang mengelilingi Dusun Papringan di Desa Sidomukti.
Sentra pembuatan batik pring ini mengalamai perkembangan yang sangat pesat. Pemasarannya kini bahkan tidak hanya di daerah Magetan dan sekitarnya saja tetapi juga sampai ke luar kota. Peminat batik pring ini begitu banyak, dikarenakan kualitas tinggi motif kain batik ini. Saat inipun para siswa dan guru SMA Negeri se-Kabupaten diwajibkan memakai seragam yang bermotif batik pring. Seragam ini kini menjadi ciri khas siswa dan guru SMA Negeri di Kabupaten Magetan. Para peminat batik pring juga dapat datang langsung ke sentra pembuatan batik. Dapat memilah dan memilih sembari belajar dan melihat langsung pembuatan batik pring sedapur dari desa sidomukti yang menjadi ciri khas Kabupaten Magetan. Batik pring inipun harus dijaga kelestariannya agar tidak hilang tertinggal zaman. Dengan cara mengajarkan dan melatih generasi-generasi muda untuk membuat dan merancang kain batik pring sedapur ini menjadi bahan jadi yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan begitu batik pring sedapur dari Desa Sidomukti Magetan ini akan terus berkembang dan berjaya ditengah ramainya persaingan batik di Indonesia.



  • Telaga Sarangan
Koordinat: 7°40′38″LU 111°13′4″BT
Telaga Sarangan di masa Hindia Belanda (1931)

Telaga Sarangan yang juga dikenal sebagai telaga pasir ini adalah sebuah telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 18 hingga 25 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan merupakan obyek wisata andalan Magetan. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata. Di samping puluhan kios cendera mata, pengunjung dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan berkuda mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat. Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.
Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Demikian pula keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai suvenir telah memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk membeli oleh-oleh. Hidangan khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.
Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu, kerajinan kulit, kerajinan sepatu, dan produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk puli, yaitu kerupuk dari nasi).
Telaga Sarangan juga memiliki layanan jasa sewa perahu dan becak air. Ada 51 perahu motor dan 13 becak air yang dapat digunakan untuk menjelajahi telaga.
Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan, yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.
Pemkab setempat tengah membuat proyek jalan tembus yang menghubungkan Telaga Sarangan dengan obyek wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Proyek pelebaran dan pelandaian jalan curam yang menghubungkan dua daerah tersebut diharapkan selesai tahun 2007.
Obyek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Magetan; dan lokasinya tak jauh dengan Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu (Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah).
Pemkab Magetan juga ingin mengembangkan Waduk Poncol (sekitar 10 kilometer arah selatan Telaga Sarangan) sebagai obyek wisata alternatif.