Rabu, 23 April 2014

Blue Beam, Proyek Dajjal Penanda Datangnya Kiamat












Salah satu stasiun HAARP berada di Gakona, Alaska, sebelah barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias. Stasiun ini memiliki 360 antena dengan setiap antena memiliki daya pancar gelombang radio minimal sebesar 10.000 watt. Jika semua antena itu dinyalakan secara bersamaan, maka akan dihasilkan gelombang sebesar 3,6 juta hingga miliaran watt yang dampaknya telah dapat kita bayangkan berdasarkan bagian kesatu artikel bersambung ini.

Pusat pengoperasionalan HAARP berada di sebuah fasilitas milik Angkatan Udara AS di dekat Gakona. Namanya HAARP Research Station. Instrumen terpenting dalam penelitian HAARP adalah Ionospheric Research Instrument (IRI), yaitu suatu radio pemancar frekuensi sangat rendah namun berdaya tinggi.

Konon, selama proses pembuatannya, megaproyek Blue Beam yang menggunakan teknologi ini telah beberapa kali diuji coba. Gempa bumi berkekuatan 9,1 SR yang melanda Aceh dan memicu tsunami pada 28 Desember 2004, ditengarai akibat salah satu uji coba teknologi ini. Salah seorang ilmuwan yang percaya bahwa gempa itu diakibatkan oleh HAARP adalah M.Dzikron AM, dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (Unisba). Menurut dia, gempa yang melanda Aceh merupakan dampak dari teknologi thermonuklir yang dikembangkan AS, dan HAARP merupakan bagian dari teknologi itu.

Indikasi lain bahwa gempa Aceh bukan akibat pergeseran lempeng tektonik adalah, setelah gempa dan tsunami terjadi, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa. Selain itu, sebelum gempa, seismograf di Indonesia dan India sama sekali tidak memperlihatkan aktifitas adanya gempa di kedalaman dasar laut, dan beberapa saat sebelum gempa terjadi ada gelombang elektromagnetik berkekuatan 0,5 atau 12 Hertz yang melingkupi wilayah itu.

Petunjuk lain bahwa gempa Aceh bukan akibat "kemarahan alam" adalah kondisi sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat seperti gosong. Padahal, kematian akibat tenggelam setelah diseret arus tsunami tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam. Mayat-mayat seperti itulah yang ditemukan setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Yang juga perlu dicermati adalah, tak lama setelah musibah terjadi, kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan. Kapal-kapal ini tak hanya sekedar mengirinmkan bantuan, namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana. Dan dua bulan setelah tsunami menerjang Aceh, Thailand, Pulau Andaman di India, dan kawasan Afrika, ditemukan sampah nuklir di wilayah Somalia. Penemuan ini sempat diungkap UNEP (United Nations Environment Programme), dan diduga berasal dari Samudera Hindia.

Gempa bumi berkekuatan 8,8 SR yang memporakporandakan Chili pada 27 Februari 2010, juga diduga diakibatkan oleh uji coba HAARP, sehingga Presiden Venezuela Hugo Chavez sempat menuding kalau gempa yang melanda salah satu negara di Amerika Selatan tersebut adalah buatan dari beberapa negara yang membenci negara itu. Indikasi kalau gempa ini diakibatkan HAARP, karena sebelum gempa hebat itu terjadi, di langit Chili muncul aurora.

Gempa besar berkekuatan 6,9 SR di China pada 14 April 2010 yang menewaskan sedikitnya 400 orang, juga ditengarai akibat HAARP karena sesaat sebelum kejadian, muncul awan berbentuk aneh di langit Negeri Tirai Bambu itu. Gempa berkekuatan 7,0 SR di Haiti pada 12 Januari 2010 yang menewaskan sekitar 200.000 orang, juga ditengarai akibat uji coba HAARP.




Dari pusat pengoperasiannya, HAARP diprogram untuk menembakkan gelombang radio berfrekuensi rendah, namun berkekuatan jutaan atau bahkan miliaran watt, ke ionosfir, sehingga "timbul gejolak" di sana. Oleh ionosfir, gelombang yang sangat kuat itu dipantulkan kembali ke Bumi dan masuk ke tanah, lalu merambat hingga kerak Bumi, bahkan menembus mantel Bumi. Akibat pantulan dan rambatan ini, kepadatan dan materi di dalam tanah terguncang, terutama pada zona patahan atau subduksi yang tidak stabil. Maka, gempa pun terjadi.

Makin kuat gelombang yang menembus kerak dan mantel Bumi, maka makin kuat pula gempa yang terjadi. Karenanya, jangan heran ketika gempa mengguncang Chili dan China, ada efek awan yang tak biasa atau aurora di langit. "Penampakan" itu merupakan efek dari gelombang berfrekuensi rendah yang mengurai atau memecah partikel-partikel di sana, dan memicu pembentukan awan atau sprektrum cahaya. Gempa Jogja pada 26 Mei 2006 juga diduga kuat akibat HAARP karena sebelum gempa mengguncang, langit di sebelah selatan di atas Pantai Parangtritis yang menghadap Samudera Hindia, muncul aurora. Gempa itu berpusat sekitar 5-7 Km di utara dari lokasi dimana aurora itu muncul.

Untuk membuktikan kebenaran bahwa HAARP dapat membuat gempa Bumi, seorang ilmuwan membuat simulasi sederhana, yaitu dengan sebuah maket miniatur kota yang komplit dengan rumah-rumah, bebatuan, pohon hutan, bukit dan lainnya.

Untuk membuktikan bahwa frekuensi sangat rendah dapat memicu gempa, dia menggunakan pengeras suara rendah untuk bass, yaitu sub-woofer yang diletakkan agak jauh dari maket kota miniatur tersebut. Setelah sub-woofer dinyalakan, tiada suara yang terdengar oleh manusia. Hanya membran di sekeliling (di pinggir)sub-woofer tersebut yang bergerak maju-mundur dengan hebat. Apa yang terjadi kemudian? Maket miniatur tersebut berantakan.

Perubahan cuaca ekstrim yang saat ini kita alami juga ditengarai akibat uji coba HAARP, sehingga muncul berbagai fenomena aneh seperti datangnya musim kemarau dan musim hujan yang tak beraturan, terjadinya badai pasir di China pada 2010, terjadinya badai salju di Palestina pada 2009, adanya badai tropis yang menerjang Karibia, musibah kekeringan di Asia Tengah dan Timur Tengah, serangan belalang yang luar biasa besar dalam satu dekade terakhir di Afrika Barat, terjangan Badai Katrina yang meluluhlantakkan Georgia, Mississippi dan Carolina, dan sebagainya.

Ketika gelombang frekuensi tinggi ditembakkan ke stratosfir dan ionosfir, angkasa menjadi panas sehingga terjadi kondensasi atau pengembunan yang memicu pembentukan awan hujan. Selain itu, pemanasan di stratosfir dan ionosfir menaikkan suhu udara dan memicu pembentukan jetstream (arus jet), serta mengubah komposisi molekul dan partikel-partikel yang ada di sana, baik partikel nitrogen, hidrogen, ozon, maupun yang lainnya. Konon, pusat pengendalian HAARP mampu memilih salah satu atau beberapa molekul/partikel untuk ditingkatkan jumlahnya secara signifikan, sehingga peningkatan ini dapat memicu ketidakseimbangan molekul/partikel di ionosfir dan stratosfir dan memicu perubahan iklim seperti yang kita alami sekarang.

Banyak tidaknya awan yang tercipta dari pelepasan gelombang berfrekuensi tinggi ke ionosfir dan stratosfir, tergantung dari seberapa lama HAARP diaktifkan dan dari kekuatan gelombangnya. Dengan cara ini, efek pelepasan gelombang dapat dikendalikan, sehingga jika mau, badai sehebat apapun dapat dihasilkan, dan lokasi yang menjadi sasaran penembakan gelombang ke ionosfir dan stratosfir akan mengalami banjir dalam skala kecil, sedang, besar, bahkan sangat besar seperti banjir bandang.

Maka, jangan heran jika ada tudingan kalau sebenarnya pemanasan global yang saat ini sedang berlangsung sebenarnya bukan semata-mata akibat penggunaan bahan bakar fosil yang tak terkendali, atau akibat polusi, namun akibat uji coba HAARP.

Pentagon pernah menolak mentah-mentah teknologi HAARP ketika teknologi itu ditawarkan oleh penemunya, Nikola Tesla. Namun setelah ilmuwan kelahiran Kroasia 10 Juli 1856 itu meninggal pada 7 Januari 1943 di New York, AS, teknologi itu tiba-tiba berada di Pentagon dan kemudian dikembangkan oleh militer AS dan NASA, hingga menjadi seberbahaya saat ini.

Ketika masih di tangan Tesla, teknologi yang mampu menciptakan gempa bumi dan mempengharuhi iklim semesta ini dinamakan Scalar Technology. Baru setelah dikembangkan NASA, namanya menjadi HAARP.

Scalar merupakan teknologi yang diciptakan dan dikembangkan dengan berbasis gelombang elektromagnetik. Tesla menciptakan teknologi ini dengan mempelajari gempa-gempa yang terjadi pada 1937 di berbagai negara di dunia, dan kemudian menciptakan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang dapat memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, kemampuan alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir, dan dapat menjadi senjata pemusnah massal.

Tak jelas apa yang membuat Pentagon menolak teknologi ini ketika ditawarkan penemunya, namun yang pasti setelah Tesla meninggal, berkas-berkas dan hasil ciptaannya hilang begitu saja dan kemudian tahu-tahu muncul lagi di lingkungan militer AS dan NASA dengan nama HAARP.
Seorang ilmuwan kelas dunia, Dr Rosalie Bartell, pernah mengonfirmasi bahwa militer Amerika memang telah menyelesaikan sebuah sistem pengatur cuaca yang dapat dijadikan senjata potensial. Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu dengan cara mengirim Barium dan Lithium ke lapisan ozon di langit negara-negara Asia dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Pernyataan Bertell didukung Michel Chossudovsky, seorang analis persenjataan global. Chossudovsky bahkan menuduh Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. Pada April 1997, Menteri Pertahanan AS, William Cohen, mengaku kalau AS terpaksa menggunakan senjata perubah cuaca untuk menghadapi serangan senjata sejenis, dan senjata yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memicu gempa dan tsunami.
Dampak gempa bumi.
Apa yang diciptakan Tesla dan dilakukan AS saat ini sebenarnya berada di luar logika kita, karena selama ini ilmu pengetahuan mencekoki kita dengan pernyataan bahwa gempa bumi disebabkan oleh tumbukan dua lempeng Bumi dengan posisi horisontal maupun vertikal, dan tsunami umumnya dipicu oleh tumbukan lempeng tektonik yang dalam posisi vertikal dengan kedalaman sekitar 10 km di bawah laut.

Selain itu, ilmu pengetahuan juga mengklaim bahwa pemanasan global yang memicu anomali cuaca dan menyebabkan perubahan iklim dunia, antara lain diakibatkan penggunaan bahan bakar fosil yang tak terkendali, yang menyebabkan efek rumah kaca, sehingga Bumi menjadi lebih panas karena sinar matahari yang seharusnya terpantul kembali ke angkasa, terperangkap dalam atmosfir Bumi.

Namun, dengan begitu banyaknya saksi, data, indikasi dan petunjuk bahwa HAARP benar-benar ada, mau tak mau membuat kita mulai melihat perubahan iklim dan dunia dari kaca mata yang lain, yakni kacamata bahwa semua yang terjadi ini ada yang "mengatur, mengendalikan, dan membuatnya", yakni AS yang dikendalikan saudara-saudara Yahudi-nya yang tergabung dalam Freemasonry, Illuminti, dan organisasi Yahudi yang lain. Apalagi karena fakta bahwa HAARP bukan lah dongeng fantasi ala Hollywood, diperkuat oleh Zbigniew Brzezinski, mantan penasehat keamanan gedung putih, melalui bukunya yang berjudul "Between Two Ages". Di dalam buku itu, Zbigniew menulis: "Tekonologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan".

Marc Filterman, seorang mantan pejabat militer Perancis, juga pernah mengatakan bahwa Amerika telah memiliki teknologi untuk memanipulasi frekuensi radio, sehingga dapat menyebabkan kondisi cuaca tertentu, seperti badai dan topan. Konon, pada 2002 pemerintah Rusia juga pernah meminta konfirmasi Amerika Serikat di hadapan sidang PBB dengan tuduhan telah menciptakan beberapa bencana di Rusia dengan eksperimen-eksperimennya. Hingga kini, pihak-pihak yang menuntut penjelasan tentang HAARP tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Mulai dari penduduk Alaska dimana instalasi HAARP berada, hingga para ilmuwan di Amerika dan Eropa. Mereka khawatir HAARP akan menciptakan kerusakan yang tidak bisa dipulihkan.

David Yarrow, seorang peneliti dengan latar belakang bidang elektronik mengatakan, interaksi HAARP akan menyebabkan ionosfer menjadi robek. Padahal ionosfer lah yang melindungi manusia dari radiasi Matahari yang ganas. Sedang Charles Yost, peneliti dari North Carolina berkata;"Jika ionosfer terganggu, maka atmosfer di bawahnya pasti akan terganggu."

Di negara-negara maju, HAARP telah dikenal sejak puluhan tahun lalu. Negara pertama yang mempraktekkan teknologi ini adalah Uni Soviet, namun dengan nama yang berbeda. Penggunaan teknologi ini oleh Soviet dengan cara menembakkan frekuensi rendah ke tanah, bukan ke angkasa, untuk membuat gempa. Untuk ini, negara yang telah terpecah belah dan kini bernama Rusia itu, digunakan dua pipa dengan diameter setiap pipa sekitar 5 meter dan panjang setiap pipa sekitar 10 meter. Pipa-pipa itu diletakkan secara vertikal dengan lubang yang mengeluarkan frekuensi rendah diarahkan ke tanah. HAARP pertama ini dapat menimbulkan gempa hanya dalam radius sekitar 1 kilometer.

Pada 1992, ketika Soviet dilanda krisis ekonomi dan politik yang membuat negara itu terpecah-pecah, teknologi HAARP berikut perlengkapannya, dijual kepada Amerika, dan teknologi ini disempurnakan si Uncle Sam hingga menjadi seperti saat ini. Banyak kalangan menilai, mungkin inilah jawaban mengapa HAARP yang semula ditolak Pentagon, akhirnya dikuasai AS. Meski kebenaran teori ini masih harus diuji.
Bahaya HAARP sebenarnya juga pernah diingatkan Wernher von Braun, pakar roket asal Jerman. Kepada Carol Rosin, seorang guru yang juga penulis dan konsultan kedirgantaraan asal Amerika, ilmuwan ini mengatakan bahwa tipuan invasi asing akan menjadi ancaman pertama dunia yang akan dihadapi, setelah ancaman perang Timur Tengah. Braun yang meninggal pada 1977, bahkan sempat menjelaskan bagaimana tipuan invasi asing itu akan dilakukan, bagaimana perincian pelaksanaannya, dan kemana muaranya, yaitu kontrol dunia melalui penindasan Pemerintahan Satu Dunia. Rosin mengaku, Braun kemudian memberinya sebuah tugas penting untuk menggagalkan rencana ini, yaitu menghentikan mempersenjatai ruang angkasa.

"Kegagalan melakukan tugas ini akan mengakibatkan bencana bagi umat manusia, karena kekuatan rahasia yang bersifat transnasional sudah ada, dan akan bergerak secara permanen untuk mengendalikan dunia ini melalui sebuah invasi tipuan Alien dari luar angkasa," katanya.

Siapa yang mendorong Soviet untuk menjual HAARP kepada Amerika? Hingga kini masih menjadi misteri. Namun jika kita mengkaji kembali siapa yang berada di balik tragedi-tagedi besar dunia, seperti Revolusi Perancis, Rusia dan krisis keuangan global, serta kemana muara gerakan ras Yahudi di seluruh dunia, rasanya kita dapat menduga. Apalagi karena seperti kita tahu, AS merupakan basis pergerakan mereka untuk menciptakan The New World Order (NWO).

Ribuan tahun lalu Nabi Muhammad Saw telah menubuatkan tentang tanda-tanda datangnya kiamat besar. Dua di antaranya bisa jadi bersumber dari megaproyek Blue Beam dengan teknologi HAARP-nya, yakni terdengarnya suara keras di langit pada pertengahan malam bulan Ramadhan, dan banyaknya gempa bumi.

Abu Hurairah radliyallah 'anhu meriwayatkan, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak terjadi hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, . . . ." (HR. Bukhari, no. 978).

Dalam Musnad Imam Ahmad, ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam duduk-duduk bersama para sahabatnya, di antaranya Salamah bin Nufail perawai hadits ini, beliau menyebutkan sebuah hadits yang di antara isinya; "Sebelum terjadinya kiamat akan terjadi kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi".

Bahkan dalam Al Qur'an, Allah memberitahu bahwa gempa maha dahsyat akan terjadi sebagai permulaan terjadinya kiamat. Firman Allah: "Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Hajj; 1-2)

Kini hitunglah berapa banyak gempa bumi yang terjadi dewasa ini, termasuk di Indonesia, baik dalam skala kecil, sedang, maupun besar. Survei Geologi AS menyebutkan, sejak 1990 jumlah gempa bumi yang direkam oleh ilmuwan di seluruh dunia terus meningkat. Pada 2004, gempa bumi terjadi sebanyak 31.201 kali. Jumlah ini mencapai hampir dua kali lipat dibanding pada 1990.

Di negeri Uncle Sam sendiri dalam kurun waktu 20 tahun terakhir jumlah gempa bumi meningkat sangat substansial. Pada 1990, Amerika Serikat diguncang gempa sebanyak 2.268 kali. Pada 1999, jumlah gempa meningkat menjadi 3.003 kali, dan pada 2010 gempa bumi terjadi sebanyak 8.390 kali. Ini berarti pada 1990-2010 peristiwa gempa bumi di AS meningkat 370%!

Sementara itu, Badan Meteorologi Korea mencatat, pada 2010 gempa berkekuatan lebih dari 5 SR mengguncang seluruh dunia hingga sekitar 1.150 kali, dan pada 2011 jumlah gempa yang berpotensi merusak bangunan, membelah tanah, merenggut korban jiwa dan dapat memicu datangnya tsunami itu meningkat dua kali lipat atau sebanyak 2.300 kali.

Lempeng Bumi memang terus bergerak karena planet tempat kita tinggal adalah "benda hidup", namun seperti dikatakan para pakar vulkanologi, gempa Bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik merupakan peristiwa yang tak dapat diprediksi dan cenderung sangat mendadak. bahkan tanpa pertanda apapun. Namun dari data tentang bagaimana cara HAARP bekerja, kita tahu bahwa gempa Bumi yang diciptakan teknologi ini menimbulkan jejak berupa bentuk awan yang aneh atau aurora di langit yang muncul sebelum gempa, dan gempa buatan ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja sesuai keinginan para pengendalinya.

Ini lah di antara bentuk-bentuk awan yang diduga muncul akibat efek HAARP:







Selain itu, sebelum gempa terjadi, lokasi dimana Bumi berguncang diselubungi gelombang elektromagnetik. Maka, jika Anda melihat ada yang aneh di langit atau mengetahui ada gelombang elektronik tak dikenal yang tahu-tahu saja mengganggu kerja ponsel dan peralatan elektronik Anda, maka sebaiknya waspada.

Dari Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanadnya bahawa Rasulullah Saw bersabda: “Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawwal…”. Kami bertanya: “Suara apakah, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Jum’at, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari rumahnya, pada malam Jum’at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah “, karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa”.
Banyak analis tentang akhir zaman yang memperkirakan bahwa suara yang dimaksud Nabi Saw kemungkinan berasal dari gesekan benda langit berupa komet atau meteor berukuran besar yang memasuki atmosfir untuk jatuh ke Bumi, namun dari kemampuan HAARP menciptakan ledakan yang kekuatannya sama seperti bunyi ledakan nuklir (lihat bagian pertama tulisan ini), bisa jadi suara yang dimaksud Nabi Saw adalah efek dari gelombang radio yang ditembakkan antena HAARP ke ionosfir.

Sekarang, cermati tanggal berlangsungnya Olimpaide London 2012, yakni 27 Juli-12 Agustus. Bukankah bulan Ramadhan tahun ini jatuh pada 20 Juli hingga 18 Agustus? Jika Nabi Saw menyebut bahwa suara keras tersebut akan terdengar pada pertengahan Ramadhan, pada malam Jumat, berarti suara itu akan terdengar antara hari ke-10 hingga ke-20 Ramadhan. Hari itu bisa jadi pada Kamis 2 Agustus yang merupakan hari ke-13 Ramadhan, atau Kamis 9 Agustus yang merupakan hari ke-20 Ramadhan, dan hari-hari itu masih dalam lingkup penyelenggaraan Olimpiade London 2012.

Akan tetapi, tentu saja, hanya Allah lah yang tahu tentang apa yang diwahyukan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. Yang pasti, jika AS, Freemasonry dan Illuminati benar-benar menggunakan HAARP pada Olimpiade London, berarti kita sedang diseret menuju kehancuran mengerikan yang mungkin saja menjadi jalan menuju datangnya kiamat kubro. Walluhu'alam bissawab.


Sadarlah wahai saudara-saudaraku, mereka (Illuminati/Freemasonry) adalah manusia-manusia yang tidak percaya kepada akhirat, membunuh sesama manusia dalama pandangan keyakinan mereka dalah ibadah untuk tuhan mereka. Allah Azza wa Jalla menegaskan:
"Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya." (QS Ibrahim 14:46)

0 komentar:

Posting Komentar